Cari Blog Ini
Selasa, 10 Mei 2016
Rabu, 30 Maret 2016
Cerpen karangan : Tetap Bersamamu
Tetap Bersamamu
Oleh : Eryza Fahilla Aswan
Aku adalah orang yang mempunyai masa lalu yang buruk, tetapi aku
bertekat memperbaiki sikapku agar tak ada lagi yang terluka karena ku. Dulu aku
adalah orang yang suka sekali merebut teman orang, benci dengan anak miskin, dan
suka sekali menggunjing. Benar-benar perilaku yang tidak patut, tetapi aku yang
sekarang sudah berubah lo!
Pukul 7 pagi, sekolah
sudah memulai jam pelajaran, Bu Nenzy
datang ke kelas dengan membawa seorang murid perempuan berjilbab, namanya
Ananda Frisca. Bu Nenzy mempersilahkan Frisca untuk duduk disebelahku. Dia anak
yang cantik dan manis apalagi dengan jilbab yang sedang ia kenakan, mejadikan
dia lebih anggun dan imut. Tidak perlu waktu lama, ia sudah popular di
sekolahan ini, tidak hanya karena kecantikannya tetapi juga karena sikap ramah,
baik, dan kepintaraan yang ia miliki. Tetapi mengapa ia selalu bersikap dingin
kepadaku dan bersikap hangat kepada orang lain.
###
“Frisca, besokkan hari minggu, bagaimana kalau kita kerja
kelompok?” Tanyaku kepada Frisca semangat, “Baiklah” jawabnya singkat dan
dingin. Aku berusaha sabar untuk menghadapi sikap dinginnya dan berusaha untuk
bertanya lagi, “Bagaimana kalau kita kerja kelompok di rumahmu?” “Apa?! Di
Rumahku??!!” tanyanya dengan nada yang sangat keras. “Ternyata dibalik
keramahan dan keanggunannya, ia juga bisa berteriak sekeras ini” gumamku di
dalam hati. “Baiklah, di Rumahku saja, jam 9 aku tunggu kamu di Rumahku, oke?”
Tawarku dengan senyum, tetapi ia hanya mengangguk dan berlalu. “Benar-benar
cewek misterius” Batinku.
Jam 9 pagi, Frisca sudah datang di Rumahku. “Hai, Frisca! Ayo
masuk!” Ajakku sambil tersenyum. Tiba-tiba suara Frisca mengagetkanku“Apakah
kau tidak mengingatku?”. Aku pun berpikir sejenak dan mencoba mengingat-ingat,
sepertinya aku tidak mengingat apapun selain sikap dinginnya kepadaku selama
ini. “Memangnya kita pernah kenal sebelumnya” tanyaku tidak mengerti, “Ku pikir
kau sudah berubah, ternyata tidak sama sekali dan masih seperti dulu” jawabnya
sedikit ketus. “apa maksudnya sama saja? Aku benar-benar tak mengerti?” batinku.
“Ayo makan dulu!” tiba-tiba suara mama memecahkan keheningan dan kebingungan
yang tak ku mengerti.
Setelah Frisca pulang, aku langsung menuju kamar tidur dan
berbaring di ranjang. “Apakah benar aku mengenalnya? Jika iya, mengapa aku
tidak ingat? Lalu, apa maksudnya tidak berubah? Aku benar-benar tidak mengerti
apa yang ia bicarakan. Entahlah.. sebaiknya aku shalat, daripada berpikir yang
tidak penting seperti itu.” Gumamku. Setelah shalat aku coba bertanya kepada
mama, mungkin mama ingat siapa Frisca itu, “Mama kenal sama Frisca?” “Kenallah,
diakan teman kamu yang ke sini tadi, kamu masa lupa? Anak mam udah pikun ya?”
Canda mamaku santai, “Maksudku apakah aku pernah bertemu denganya sebelum ini?”
“kelihatanya sih enggak, memangnya kenapa sayang?” Tanya mama dengan penasaran,
“Enggak apa-apa kok mama cantik” aku langsung meninggalkan mama dan menuju kamar. Di kamar pun aku masih saja memikirkan perkataannya yang penuh misteri itu.
###
“Frisca, biar lebih nyaman belajar kelompoknya, gimana kalau aku
beli minum dulu untuk kita berdua?” Tanyaku penuh semangat, “Enggak, makasih!”
Jawabnya sambil meninggalkan ku begitu saja. “Aku salah lagi? Ya Allah, aku
harus bagaimana?” Gumamku dengan nada kesal. Begitu tiba di kelas, Frisca duduk
di kursi dengan wajah kesal, “apakah ia kesal kepadaku?” Pikirku dengan
bingung, tetapi kali ini aku tidak ingin mendekatinya dan membiarkan ia begitu
saja. Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi, tetapi entah mengapa aku tidak
bersemangat pergi ke kantin walaupun dipaksa dengan kedua sahabat kesayanganku,
hari ini rasanya aku ingin sekali diam dan tak ingin kemana-mana. “Heh! Bengong
aja sih Fris, nanti kesurupan lo!” Teriak Kris, ketua kelasku, “Kenapa sih?
Ngganggu aja sih! Pergi sana!” usirku dengan nada kesal, “Gitu aja marah, kamu
udah denger belum? Kalau Frisca itu udah nyuri soal ulangan IPA buat besok dan
katanya ia dapat hukuman nyapu plus ngepel satu sekolahan. Parah banget
gak sih kelakuannya? Keliatannya pakai kerudung tapi hatinya busuk dan sekarang
gak ada yang mau temenan sama dia” Katanya dengan nada kesal. Apakah benar yang
Kris bilang? Jika iya kasihan juga ya Frisca.
Sepulang sekolah aku memutuskan untuk ke Rumah Frisca, ketika
sampai di sana aku tidak menyangka ternyata alamat rumah Frisca sama dengan
alamat rumah teman SDku dulu, tetapi saat kelas 5, ia pindah ke luar kota.
Apakah benar Frisca adalah Dinda teman SDku dulu? Jika iya, mengapa Frisca
tidak memberitahuku? Pikirku bingung. “Assalamu’alaikum” ucapku sambil mengetuk
pintu, “Wa’alaikumussalam” jawab seseorang dari dalam pintu. “Kamu? Ngapain
kamu ke sini? Belum puaskah kamu ketika semua orang sudah menjahuiku karena
kesalahan yang tidak ku perbuat sama sekali? Dan mengapa engkau ke sini?
Bukankah dulu kau jijik dengan orang miskin sepertiku? Sudahlah, pergi saja
engkau dari sini!” jawab Frisca sambil menutup pintu dengan keras. “Ternyata ia
memang tak bisa melupakan tentang kejadian itu, tetapi apakah ia masih benci
terhadapku karena kejadian itu? Ya Allah padahal aku sudah berusaha untuk
melupakan kejadian itu dan aku sudah merubah sikapku kepadanya selama ia ada di
sekolah, seharusnya ia bisa memaafkan aku dan mengulangnya dari awal lagi”
tiba-tiba air mataku menetes, air mata yang menggambarkan tentang penyesalan.
###
“Temen-temen, pencuri sudah
datang nih! Hati-hati nanti barang kalian ada yang hilang” Teriak Kris dengan
nada mengejek. Frisca hanya bisa menunduk, aku sangat mengerti perasaannya.
“Hei Kris! Kamu tu sebagai ketua kelas seharusnya enggak boleh kayak! Kamu tu
enggak ngerti apa perasaan Frisca?” teriakku penuh kesal, “Sudahlah, kamu tu
nggak usah belain dia, orang kayak gitu usah dikasihani!” jawabnya sambil
menggebrak meja. Tiba-tiba Frisca lari sambil menangis, tak tahan aku pun
mengikutinya dan mencoba menghiburnya tetapi ia malah berkata, “Mengapa engakau
membelaku? Sebenarnya apa yang engkau rencanakan? Sudahlah! Nikmati saja
kemenganmu dan enggak usah sok baik kepadaku!” “Aku tu enggak pernah punya niat jahat sama kamu, aku tadi itu beneran kesel dengan Kris karena
ia terus saja mengejekmu” jawabku dengan nada sepelan mungkin agar ia tidak
tersinggung, tetapi ia malah meninggalkanku.
Setiap hari dia selalu diejek dan dikucilkan, tetapi aku tetap
bersikeras membelanya walaupun sudah berulang kali ia memberitahuku bahwa dia
gak perlu pembelaan dariku, tetapi aku akan tetap melakukannya karena itulah
teman, yang selalu ada saat suka maupun duka. Hingga pada suatu hari, saat itu
ia sedang menyebrang dan tak sadar bahwa ada mobil yang sedang melaju ke
arahnya dan kecelakaan pun tak bisa dihindari, tetapi mobil itu tidak mau
berhenti dan melaju meninggalkan Frisca yang sedang tergeletak. Beruntung pada
saat itu aku lewat dan mengetahui kejadian tersebut langsung saja aku membawa
Frisca ke Rumah Sakit dengan mengendarai mobilku.
“Ibu, aku ada dimana? Mengapa aku merasa pusing?” Tanya Frisca
kepada ibunya yang sedang menangis, “Alhamdulillah, akhirnya kamu sudah siuman,
kita ada di Rumah Sakit, ibu sempat khawatir soalnya kamu udah koma selama 3
hari” Kata ibu Frisca penuh cemas, “Bagaimana aku bisa di sini?” Tanya Frisca
lagi kepada ibunya, “Kamu ditabrak sama mobil, untung ada temen kamu yang dulu
juga pernah jadi teman kamu SD dulu itu, lalu dia bawa kamu ke sini dengan
mobilnya” jelas ibu Frisca, “Benarkah dia? Dimanakah dia sekarang ibu?” Tanya
Frisca dengan nada tak percaya, “Dia sedang ada di kamar sebelah, dia sudah
menyumbangkan sebelah penglihatanya kepadmu karena dia ingin meminta maaf
perbuatanya dulu dengan matanya walaupun sempat ditolak ibunya, ia tetap saja
bersikeras. Apakah kamu ingin menemuinya?” Jelas ibunya, “Iya bu, aku sangat
ingin bertemu denganya, tolong antar aku ke sana!”. Saat tiba di kamarku,
Frisca sudah menangis tersedu-sedu dan berkata, “Maafkan aku, aku seharusnya
sudah sadar bahwa sekarang kamu bukanlah kamu yang dulu, orang yang telah
merebut sahabatku yang hingga kini menjadi sahabatmu, orang yang senang sekali merendahkan
orang miskin sepertiku dan menyebarkan berita jelek tentang aku, tetapi
sekarang engkau sudah berubah, sekarang engkau mau menerima oorang apa adanya,
selalu ada ketika suka maupun duka, dan sangat baik kepada semua orang, jadi
aku benar-benar minta maaf karena aku terlalu dendam terhadapmu dan terima
kasih kamu telah membelaku saat aku difitnah dan tentang mata yang engkau kasih
kepadaku, jadi maukah kau memaafkanku?” Jelas Frisca sambil terisak, “Aku sudah
memaafkanmu bahkan sebelum engkau minnta maaf, jadi mulai sekarang kita menjadi
sahabat?” Tanyaku dengan penuh kebahagiaan, “Iya” Jawab Frisca yang membuat ku
serasa melayang di angkasa.
Kamis, 24 Maret 2016
We Are Discretion
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Hai para pengunjung blog kami yang tercinta. Kali ini kami akan memperkenalkan anggota Discretion.
Discretion merupakan nama kelas kami. Kami adalah siswa-siswi MTs Negeri 2 Kota Kediri. Kalian pasti tau kan? Alamat sekolah kami yaitu Jl. Sunan Ampel No. 12 Ngronggo, Kediri. Di blog kami ada berbagai macam aspirasi dari anggota kelas kami lho. Kalau kalian ingin menjadi sahabat pena kami atau memiliki kritik dan saran untuk blog kami, kalian bisa mengirim e-mail ke dclassanda@gmail.com . Sekian dari kami.
^^ ~Salam Discretion..~ ^^
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Cerpen Karangan : 3G (Gara-Gara Game)
3G (Gara Gara Game)
Oleh : Nadila Fitri Nuril Aulia
“Akhirnya dibuka.....” ”Akhirnyaaaaaa, penantianku tidak sia-sia”
“Wuhoooooooo” “Serbuuuuuuuuu !!!”. Teriakan dari para pengunjung toko menghiasi
acara pembukaan sebuah game populer bernama “Adventure Art Online 2”. Game
tersebut memiliki banyak pengemar sejak peluncuran season pertamanya. Hanya
saja pada peluncuran season ke-2nya kali ini, hanya tersedia 10.000 video game
yang dijual. Berbeda dengan game lainnya, game ini mengharuskan pemainnya untuk
tetap tersambung pada jaringan internet. Jadi para pemain dapat tersambung satu
dengan pemain lainnya menggunakan internet . Hal tersebutlah yang membuat para
gamers rela melakukan apapun untuk mendapatkan video game tersebut. Para gamers bahkan rela mengantri sejak
kemarin malam demi membeli game
tersebut.
Hanya memerlukan waktu 2 jam untuk menjual habis semua video game
tersebut. Tak banyak pula para pengunjung yang terlihat kecewa. Diantara mereka
terlihat seorang pemuda berusia sekitar 17 tahun berlari ke arah tempat parkir
untuk mengambil sepedanya dan segera mengendarainya pulang. Ia nampak sangat
senang, namun tak dapat disembunyikannya rasa lelah serta kantuk yang
menyerangnya. Sesampainya ia di rumah, ia bergegas masuk ke kamar dan segera
merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Sebuah tanda pesan masuk di telepon
genggam pemuda itu pun berbunyi, ia segera mengecek pesan tersebut. Dan benar
seperti dugaanya pesan itu berasal dari temannya, Armin. “Eren, apakah kau
sudah mendapatkan game itu? Kau tidak lupa membelikan satu untukku kan?”.
Erenpun membalas pesan tersebut. “hn, tentu aku sudah membelikan satu untukmu,
tapi besok kau harus mentraktirku makan siang di sekolah sebagai tanda terima
kasihmu padaku!. Hn, ngomong-ngomong bagaimana kalau nanti jam 10.00 kau datang
ke rumahku ?, kau pasti ingin mencoba game itu hari ini kan?”. Setelah membalas
pesan tersebut, Eren pun menutup matanya dan tidur dengan lelapnya.
Jarum jam sudah menujukkan angka 10.05 namun, Armin belum
menunjukkan wujudnya juga. Memang terlambat adalah kebiasaan yang sudah melekat
dan susah dihilangkan pada diri Armin. Ia pasti akan datang 15 menit sesudah
waktu yang telah dijanjikannya. Eren sudah menduga bila Armin akan datang
terlambat. Mereka memang sudah berteman sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Jadi Eren sudah mengenal betul kebiasaan temannya itu. Sambil menunggu Armin,
Eren memutuskan untuk menyiapkan semua peralatan yang digunakan untuk bermain video game, tak lupa
pula ia mengambil cemilan yang berada di dapur rumahnya.
Saat Eren mengambil cemilan, ia bertemu ibunya di dapur. “Ibu?
Kenapa ibu ada disini, bukannya ibu seharusnya sedang bekerja di kantor?” kata
Eren kebingungan “Kemarin kantor tempat ibu bekerja memberikan beberapa hari
untuk ibu libur. Eren, apakah setelah ini kamu akan memainkan game itu? ” kata
Ibu Eren. “iii-ya, setelah ini Eren memang akan bermain video game.” Kata Eren.
“Eren, bukankah Ibu sudah mengingatkan
bahwa video game memang menyenangkan tapi kamu tidak boleh memainkannya dengan
berlebihan, kenapa kamu tidak menggunakan waktumu untuk hal yang lebih
bermanfaat? ” kata Ibu Eren mengingatkan. “Ibu selalu saja melarang Eren,
apakah Ibu tidak suka bila melihat Eren senang. Ibu juga tidak pernah punya
waktu untuk Eren kan?, Ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaan Ibu.” Kata Eren
kecewa. ”Tapi Eren, Ibu bekerjakan juga demi kamu.”.”Kalau begitu Ibu tidak
berhak melarang Eren! ” Eren segera memngambil beberapa cemilan dan pergi ke
kamarnya. “Eren! Ibu belum selesai bicara” Ibu Eren nampak kecewa dengan
perilaku anaknya itu. Memang sejak ayah
Eren meninggal dunia, Ibu Eren menjadi sangat sibuk dengan pekerjaanya dan
tidak memiliki banyak waktu untuk Eren. Eren merasa bahwa Ibunya sudah tidak
menyayangi dan memperhatikannya lagi , maka sejak saat itu Eren mulai
melampiaskan semuanya pada dunia games.,
“Tok, tok, tok, Eren!”.
Mendengar suara itu Eren bergegas membukakan pintu dan segera mengajak Armin
menuju ke kamarnya. Dengan bersemangat mereka berdua menyalakan beberapa
peralatan untuk bermain game dan mengambil posisi nyaman mereka masing-masing.”Kau
siap Eren?”. “Tentu aku siap, ini pasti akan menyenangkan,”. ”Link Start!” kata
mereka serempak. Lalu munculah cahaya yang sangat menyilaukan dan seketika Eren
serta Armin sudah masuk ke dalam dunia Adventure Art Online 2.
Eren, Armin serta semua pemain lainya berada dalam lantai 1 dunia
Adventure Art Online 2, para pemain lain juga nampak kebingungan mengapa mereka
semua dapat masuk ke dalam game. “Eren, kenapa kita bisa masuk ke dalam game,
bukannya seharusnya kita memainkan game
menggunakan alat konsol.” Kata Armin kebingungan. “Tunggu! Pasti ada
kesalahan, kalau begini bagaimana cara kita bisa keluar?” Kata Eren panik.
Tiba-tiba munculah sesosok makhluk aneh, hitam dan berjubah di langit. “Wahai para pemain,
akulah Kirigaya Kazuto pencipta dunia game ini. Kalian pasti bingung kenapa
kalian bisa masuk dalam dunia ini. Ini bukanlah suatu kesalahan sistem, tapi
ini memang salah satu fitur Adventure Art Online 2. Jika kalian ingin keluar
maka kalian harus mengalahkan semua boss pada setiap lantai dan pada lantai 100
kalian akan bertarung untuk mengalahkanku. Oh, dan satu lagi, jika HP atau
nyawa kalian 0 maka avatar kalian akan hilang dan nyawa kalian yang
sesungguhnya akan mati. Jadi bermainlah dengan sungguh-sungguh dan sampai jumpa
di lantai 100.” Asap pekat pun menutupi area itu dan makhluk aneh itu pun
menghilang.
“Eren,
bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Aku masih belum mau mati dulu, apakah
kita akan mati disini? Kita pasti akan mati, kita akan mati disini.” Kata Armin. “Ssssssttttt, apa kau tidak bisa diam? Kau
tidak lihat aku sedang berpikir.” “Tak ada yang perlu dipikirkan lagi kita
pasti akan mati disini, bagaimana bisa kita sampai di lantai 100 dan
mengalahkan boss akhir?” Kata Armin putus asa. Terbayang oleh Eren wajah
Ibunya, semua ini tidak akan terjadi jika dia mau mendengarkan apa kata ibunya,
ia mulai menyalahkan dirinya sendiri, tapi ia tidak boleh putus asa dan
berhenti disini saja, dia harus menyelesaikan game ini supaya ia dapat kambali
ke dunia nyata dan dapat meminta maaf pada ibunya. “Satu-satunya cara untuk
kembali ke dunia nyata adalah dengan mengalahkan makhluk itu, kita tidak boleh
putus asa dan berhenti disini. Aku akan melakukan apapun untuk bisa kembali ke
dunia nyata!” Kata Eren. ”Tapi apakah
kita bisa?”. “Harus, kita harus bisa.”
Setahun telah berlalu, sekarang Eren telah berdiri di depan pintu
gerbang boss akhir di lantai 100. Puluhan boss lantai telah ia lewati, kemampuannya
bertarung pun sudah berkembang pesat, semua ini bisa ia capai dikarenakan
dukungan teman temannya dan kemauannya untuk dapat kembali bertemu Ibunya.
Untuk bisa mencapai lantai 100 ia dan Armin telah memutuskan untuk bergabung
dengan suatu guild (kelompok) yang bernama Sleeping Knight. Guild ini diketuai
oleh seorang pemuda yang sangat kuat, bahkan HP barnya saja tidak pernah
berwarna kuning, pemuda itu bernama Kirito. Eren sangatlah kagum pada pemuda
itu, ia bertekad untuk bisa menjadi kuat seperti Kirito. Namun ia merasa ada
keanehan pada diri Kirito. Pasukan besar-besaran pun dibentuk untuk melawan
boss pada lantai ini. Semua bertarung untuk satu tujuan yang sama yaitu dapat
kembali ke dunia nyata.
Setelah semua pasukan masuk ke dalam arena, pintu gerbang pun
tertutup. Kabarnya mereka harus mengalahkan 25 boss terlebih dahulu sebelum
dapat bertemu boss yang sebenarnya. Dari arah atas arena munculah boss
berbentuk siput yang lucu dan mengemaskan. “Ahahahahahahaaaa, jadi ini seperti
bentuk bossnya, dia lebih pantas dikatakan hewan peliharaan dari pada boss,
mungkin aku bisa mengalahkannya dengan mata tertutup.” Kata Armin meremehkan.
“Jangan lengah, Armin.” Kata Eren serius. Tiba-tiba boss tersebut berubah
menjadi besar, mengerikan, memiliki senjata yang hebat dan memiliki 5 HP bar.
“Ooo-kke.. Aku menarik kata-kataku, sepertinya aku harus pergi ke kamar mandi.
” Kata Armin ketakutan. Semua anggota pasukan bertarung dengan serius, dengan
perjuangan yang besar akhirnya mereka dapat mengalahkan boss siput itu. Dalam
pertarungan melawan boss siput itu total korban jiwa berjumlah 5 orang.
“Masih ada 24 lagi? Apa kita
bisa mengalahkan semua boss itu, memang sudah
tidak ada harapan lagi. ” Kata Armin putus asa. “Hey Armin, apakah kau
tidak merasa curiga pada ketua Kirito. ”.”Curiga? Maksudmu?“.”Apakah kau pernah
melihat HP bar ketua berwarna kuning?”.”Mungkin itu memang keahliannya, yang ku
bingungkan adalah dalam dunia ini tidak mungkin kan kalau Kirigaya Kazuto tidak
ikut bermain, mungkin saja dia menyelinap dalam pasukan ini dan dia akan
menjadi boss akhir, seperti di film-film.” Kata Armin menjelaskan. “Tunggu
dulu, HP bar ketua tidak pernah berwarna kuning, menyelinap dalam pasukan,
Kirito, Kirigaya Kazuto!”. “Jadi selama ini Ketua Kirito adalah boss akhir yang
sebenarnya.” Eren mengatakan itu sambil berteriak dan menunjuk Kirito. Tentu saja
kata-kata Eren tadi dapat didengar semua pasukan. Eren segera mendekat ke arah
Kirito dan menjelaskan semua hasil pemikirannya tadi. “Jadi nama Kirito itu
adalah singkatan dari Kirigaya Kazuto kan ketua?” Kata Eren tegas. “Ternyata
kau cukup pintar juga, sebagai hadiah karena kau telah mengungkan identitasku,
kau dapat mengalahkan boss akhir tanpa mengalahkan boss lainya, tapi kau harus
melawanku satu lawan satu. Jika kau menang melawanku semua pemain akan ku
kembalikan ke dunia nyata, tetapi jika kau kalah kau akan mati dan seluruh
pemain akan ku kembalikan ke lantai 1, jadi mereka harus mengulangi semuanya
dari awal” Kata Kirito. ”Apa!” Kata Eren terkejut.
Eren harus membuat keputusan dengan cepat, dan tepat. Jika ini yang
harus ia lakukan untuk dapat bertemu kembali dengan Ibunya dia akan
menyanggupinya. “Oke.. Aku akan menerima tawaranmu.” Jawab Eren. “Bagus, dari
dulu memang aku ingin sekali bertarung denganmu.” Kata Kirito. Eren melirik ke
arah Armin. “Eren, jangan lakukan itu! Aku tidak ingin kehilangan temanku, kita
bisa mengulanginya dari awalkan? Kau tidak perlu melakukan ini!” Kata armin
memohon.
Tiba-tiba tubuh semua pasukan kecuali Eren dan Kirito menjadi tidak
bisa digerakkan. Pertarungan yang sebenarnya akan segera dimulai. “Teeet” Bunyi
tersebut mengawali pertarungan itu. “Kling, kling, kling” Pertarungan itu
diawali dengan serangan pedang dari Eren. Pertarungan itu berlangsung sengit,
kekuatan kedua belah pihak terasa seimbang, tetapi sebenarnya kekuatan dari
Kirito lah yang lebih unggul. HP kedua belah pihak sudah menunjukkan warna
merah. Serangan akhir yang tercepat dan terkuatlah yang akan menentukan akhir
pertarungan itu. Eren sedikit lengah dalam pertarungan, ia sempat melirik ke
arah Armin untuk memastikan bahwa Armin dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi
saat dia kembali menghadap ke arah Kirito sebuah pedang siap tuk menghunusnya.
Ia hanya bisa memejamkan matanya rapat-rapat. “Mungkin ini akhirnya? Maaf kan
aku Armin, aku tidak bisa menemanimu lagi, maafkan aku ibu atas semua kesalahanku
pada Ibu.” Itu adalah kata-kata terakhir Eren sebelum hunusan pedang Kirito
mengenainya. Namun saat Eren membuka matanya, ia melihat Armin sudah berada di
depannya dan melindungi Eren dari hunusan pedang milik Kirito. “Bagaimana
mungkin kau melawan perintah sistem” Kata Kirito kebingungan. “Armin, kenapa
kau melindungiku? Kau tidak perlu melakukan itu kan! Mengapa kau mengobankan
nyawamu untukku.” Air mata mengalir dari pipi Eren. “Ahahahaha..
ngomong-ngomong ini adalah pertama kalinya
aku bisa datang tepat waktu, hmm... kau adalah teman sejatiku, bagaimana
bisa aku duduk diam sementara temanku sendiri sedang berjuang demi aku,”.
“Tapi....” Eren tidak bisa melanjutkan kata-katanya. “Kalahkan Kirito dan
kembalilah ke dunia nyata demi aku, aku akan selalu berada disisimu, Eren.” HP
bar Armin menunjukkan angka 0 dan Avatar
milik Armin pun menghilang.
“Armin, aku berjanji tidak akan membiarkan pengorbananmu menjadi
sia-sia.” Kata Eren berapi-api. “kyaaaaaaaaaa!” serangan terakhir Eren itu pun
mengenai tubuh Kirito dengan telak. HP bar Kirito mulai menunjukkkan angka 0
dan Avatar Kirito pun ikut menghilang. Pertarunganpun di menangkan oleh Eren
dan permainan telah terselesaikan.
Eren membuka kedua matanya.
Jarum jam menunjukkan pukul 05.00. “Apa yang sebenarnya terjadi, mungkinkah ini
semua hanya mimpi. Seperti ada yang kulupakan........ Hmmm....... ARMIN! ”.
Eren bergegas mencari telepon genggamnya dan segera menghubungi Armin. “Armin,
halo, Amin? Apa kau baik-baik saja, kau tidak apa-apa kan?” tanya Eren cemas.”Hoaaaaaaaam....
Apa yang kau bicarakan siiih... ini masih pagi tau. Kau pasti habis mimpi buruk
ya? Pergi tidur lagi sana!” Kata Armin. “Tuuut, tuuuut, tuuuut.” Armin pun
memutuskan sambungan teleponnya. “Dasar Armin, orang lagi cemas dia malah bercanda.”
Di depan kamar Ibunya Eren berdiri, ia bersiap untuk membuka engsel
pintu. Setelah ia membuka pintu terlihatlah
sosok ibunya sedang mengerjakan suatu tugas di laptop. Eren tak kuasa menahan
air mata dan segera memeluk Ibunya dari belakang. Ibu Eren terkejut akan
kedatangan Eren, tidak biasa Eren memeluknya seperti ini. “Hmm....Ibu, Eren
minta maaf atas segala kesalahan Eren, Eren menginginkan perhatian dan kasih
sayang Ibu seperti dulu, tetapi keadaan memang sudah berubah, seharusnya Eren
dapat mengerti kalau Ibu sudah bekerja keras untuk Eren, mungkin Eren sudah
bersikap egois selama ini.” Kata Eren sesenggukkan. “Ibu juga minta maaf ya,
Nak. Mungkin Ibu selama ini terlalu fokus pada pekerjaan sehingga kurang
memperhatikan Eren.”. Mereka pun berpelukan.
Sejak saat itu hubungan antara Eren dan Ibunya semakin membaik,
mereka sering melakukan hal-hal bersama di saat seggang. Hubungan antara Eren
dan Armin pun juga semakin erat, mereka pada akhirnya menjadi sahabat sejati
dan saling tolong menolong di saat suka maupun duka
Rabu, 23 Maret 2016
Cerpen Karangan : Teman yang Terbuang
Teman yang Terbuang
Oleh : Wilada Firdausi ( 7D/36 )
Alkisah ada
sepasang sahabat kemanapun pergi mereka selalu bersama-sama. Mereka bercanda
gurau bersama, berduka cita bersama. Mereka saling menyimpan rahasia satu sama
lainnya. Nama mereka Angel dan Tasya. Mereka anak yang cantik dan pintar. Tasya
ahli di bidang matematika, sedangkan Angel mahir di bidang menggambar atau
mewarnai, Angel sangat kreatif.
Pada suatu hari,
di sekolah mereka ada lomba semacam lomba kekreatifitasan antar kelas. Angel
dan Fira dipilih untuk menjadi perwakilan kelas untuk mengikuti lomba tersebut.
Mereka berdua sibuk membuat karya untuk dilombakan. Angel dan Fira kini mereka
menjadi teman dekat, dan Tasya dilupakan
oleh Angel, Tasya beranggapan kalau dia itu menjadi teman yang terbuang. Tasya
menjadi sedih karena sahabatnya kini menjahuinya. “ Kenapa sih Angel jadi
begitu sama Tasya, apa salah Tasya padanya?”. Ucap Tasya dalam hati. Akhirnya
Tasya punya teman baru mereka adalah Hana dan Salwa, Hana dan Salwa mereka
sangat baik. Akhirnya Tasya, Hana dan Salwa mereka menjadi teman sejati. Tetapi
Tasya tidak bisa melupakan Angel.
*******
Ketika Tasya dan
temannya sedang bersenang-senang, Angel melihat mereka bersenang-senang. Di
dalam hati Angel berkata “Tasya tidak bersamaku lagi dia bisa senang, sedangkan
aku bersama Fira tidak bisa senang seperti ketika aku bersama Tasya. Aku selalu
tertekan karena Fira, dia selalu membuatku kesal….. Tasya aku ingin bersamamu
lagi seperti dulu”. Tiba-tiba Fira datang, Fira pun langsung mengagetkanku.
“Hai Angel kamu nglamunnya….nglamunin apa sih?” Tanya Fira.Angel pun semakin
kesal kepada Fira. “ Apaan sih Fira gangu aja, pergi sana” ucap Angel dengan
kasar. Tasya terkejut mendengar suara Angel tersebut, Tasya langsung
menghampiri Angel ketika Fira sudah pergi
“Ada apa Angel, kenapa kamu kok teriak, kamu gak apa-apa kan?” Ucap
Tasya dengan rasa pedulinya. “Aku gak apa-apa Tasya, Tasya maafin aku aku nggak
bermaksud meniggalkanmu waktu itu,,,, Fira yang membujuk ku supaya aku berteman
dengannya kalau aku tidak menurutinya karya untuk lomba itu dia tidak akan mau
bantu membuatnya…..maafin……”Ucap Angel terpotong karena Fira mengahampiri Tasya
dan Angel. “Ada apa ini, kenapa kamu disini Tasya” Ucap Fira. Tasya langsung pergi
meninggalkan Angel yang saat itu sedang menangis. “Kamu nangis Angel….hahahaha
sudah besar kok masih nangis” ledek Fira
Ketika pulang
sekolah Angel ingin sekali bermain kerumah Tasya untuk meminta maaf juga ingin
menghabiskan waktu bersama sahabatnya yaitu Tasya. Tapi hal itu tidak terjadi
karena tiba-tiba Fira juga ingin bermain kerumah Angel. Akhirnya Angel
menyetujuinya. Sesampainya dirumah Angel, Fira bermain-main tetapi Angel
melamunkan Tasya terus, dia kepikiran sewaktu disekolah tadi…”Tasya mau nggak
ya maafin aku, semoga dia mau maafin aku” Ucap Angel dalam hati, Angel terus
melamun sehingga ketika Fira memanggil-mangil Angel, Angel tidak
mempedulikannya.
*********
Saat disekolah
Angel melihat Tasya yang sedang duduk sendirian didepan kelas sambil membaca
buku. Angel langsung menghampiri Tasya “Tasya, kamu mau maafin aku kan?
sekarang aku sudah tidak berteman lagi dengan Fira, sewaktu dirumah ku kemarin
Fira terus saja menggangguku detik itu juga aku memutuskan hubungan temanku
dengan Fira….. kamu mau maafin aku kan” Ucap Angel dengan suara pelan dan lembut “Kamu nggak perlu minta maaf
ngel kamu udah aku maafin kok dari dulu” Ucap Tasya sambil memegan erat kedua
tangan Angel. “Makasih ya Tasya, kamu memang sahabat sejati ku, aku memang
salah seharusnya ketika aku punya teman baru teman lama tidak aku lupakan”Ucap
Angel. Tasya tersenyum ketika mendengarkan ucapan Angel itu. Akhirnya kedua
sahabat itu bersama-sama lagi dengan bahagia.
Selasa, 22 Maret 2016
Cerpen Karangan : Persahabatan
PERSAHABATAN
Oleh : Meifa
Zuhrotul Abdur Rohman
Setiap hari di sekolah aku
selalu bersama dua orang sahabatku tercinta yaitu Dea dan Dila. Dea itu
orang-nya humoris dan kalau kemana-mana suka rewel alias suka bosan dan Dila
orang-nya setia kawan dan agak suka marah. Dua sahabatku itu sangat berarti
bagi hidupku, setiap hari aku paling banyak menghabiskan waktu di sekolah
dengan Dea dan Dila,walaupun juga begitu aku juga akrab dengan teman-temanku
yang lain tapi kecuali dengan Sifana temanku yang satu ini agak tidak terlalu
menyukaiku karena dulu aku tidak sengaja menumpahkan air di rok-nya. Besoknya
aku keluar dari kelas, Sifana menghampiriku dan berkata “Heh lo,gue nggak suka
ya ngelihat lo bersahabat dengan Dea dan Dila”, aku pun hanya mendengarkan
perkataannya dan tidak menanggapinya. Dea dan Dila menghampiriku untuk duduk di
kursi bawah pohon di tengah perjalanan mereka bertanya:
“Tadi Sifana bicara apa sama kamu, Ra?”
“Tidak tadi dia hanya bertanya tentang
keadaanku saja, kok”
Keesokan harinya aku melihat Sifana dengan
kedua sahabatku sedang duduk di dalam kelas, aku bertanya, “kamu mau manfaatin
aku dan Dea?”
“Pergi sana anak suka nipu dan manfaatin
orang!”
Aku langsung lari menuju taman sambil
menangis, tidak beberapa lama Jelen dan Melan
menghampiriku
“Kenapa kamu menangis, Ra?”
Melan langsung menjawab pertanyaan yang
dilontarkan Jelen padaku
“Itu pasti karena Sifana”
“Emang nya kenapa?”( kata Jelen )
“Aku tadi pagi tidak sengaja mendengar perkaan
Sifana,dia memberi tahu bahwa Ra itu hanya manfaatin mereka, mungkin mendengar itu Dea dan Dila marah pada Ra”
“Kenapa Sifana tega dan membuat aku dibenci
Dea dan Dila?”( sahutku dengan nada yang lirih )
“Kamu sabar saja Ra, Allah pasti menghukum orang yang berbuat dosa”
Hari ini aku akan pindah sekolah dan rumah ke
Singapura karena kedua orang tuaku akan bekerja disana,sebenarya hatiku sangat
sedih karena aku akan meninggalkan teman-temanku. Mendengar kabar tersebut Dea
dan Dila menuju rumhku dan mereka meminta maaf padaku,mereka sudah tahu bahwa
Sifana itu membohongi mereka.
“Ra,maafin kita ya?” ( Nada sedih )
“Aku sudah maafin kalian, kalian gak usah sedih lagi”
“Apa bener kamu akan pindah ke Singapura?”
“Ya itu memang betul,aku disana pasti tidak
akan melupakan kalian dan kawan-kawan”
“Kapan kamu akan kembali kesini untuk
mengunjungi kami lagi?”
“Aku tidak tau pasti aku bisa mengunjungi kalian lagi”
Aku mendengar suara kedua orang tuaku supaya
segera masuk ke mobil
“Maafin aku ya Dea dan Dila aku harus pergi
sekarang”
Kemudian aku memberi mereka sebuah gelang
persahabatan
“Aku berharap dengan gelang ini kalian tidak
akan melupakan aku dan persahabatan kita”
“Kita pasti gak akan melupakan kamu,Ra”
“Selamat tinggal Dea dan Dila”
Setelah dua tahun kemudian umur ku sudah
berusia 15 tahun,aku teringat janjiku kepada dua sahabatku untuk mengunjungi
mereka. Tiga hari kemudian aku tiba di Indonesia.Sebelumnya aku sudah memberi
tahu Dea dan Dila aku akan kembali,kita akan bertemu di Kebun Raya Bogor. Pukul
12.30 aku bertemu dengan kedua sahabatku itu suasana pertemuan itu berubah
menjadi haru dan gembira. Semoga persahabatan kita akan abadi untuk selamanya.
Cerpen Karangan : Ternyata Hanya Mimpi
Ternyata
Hanya Mimpi
Oleh : Janies
Arly Syahputri
Namaku Nayla. Aku dilahirkan oleh orang tua yang mampu. aku adalah
anak satu-satunya dirumahku. Aku sudah ditinggal oleh papahku karena ia
bercerai dari mamah. Jadi akhIr-akhir ini mamahku banyak waktu untuk bekerja
dari pada di rumah, karena mamah mempunyai perusahaan yang sangat besar dan
terkenal. Terkadang mamah juga pergi ke
luar negeri untuk bekerja. Apalagi setelah ditinggal oleh papah, mamah sangat
sibuk di kantornya. Sering sekali dirumah hanya ada aku dan pekerja di rumahku.
Aku merasa sangat kesepian.
"Mah....kenapa baru pulang? Tadi pagi katanya datang lebih
awal" kataku.
"Seperti biasa, ternyata tadi ada tamu dari luar negeri"
kata mamah
"Tapi tadikan mamah sudah janji sama aku dan tadi katanya mau
ngajak aku jalan-jalan" jawabku.
"Maaf ya nak, mungkin lain waktu"
"Ya sudah mah, aku mau tidur dulu"
"Selamat malam, mimpi yang indah" kata mamah. Dan aku
langsung pergi ke kamar.
Sebelum tidur aku memikirkan sesuatu, tentang hari ulang tahunku.
Akhirnya aku terlelap tidur, dan aku bermimpi saat ulang tahunku tiba mamah
memberikanku hadiah yang sangat istimewa. Dan aku pun terbangun, karena alarmku
berbunyi.
"Selamat pagi mah.., Mah aku ingin minta satu hal"
"Apa itu ? Mamah akan nurutin semua kemauan kamu. semua pasti
mamah turutin"
"Aku ingin dihari..." kataku dan mamah menyela
perkataanku, karena ada telfon
"Nanti sehabis pulang dari kantor, kita lanjutkan pembicaraan
ini ya.., karena ada telfon dari kantor agar mamah cepat kesana, sampai
nanti...."
Hari beranjak malam, mamah juga belum pulang, besok lusa hari ulang
tahunku tiba. Pada hari itu aku pasti merasakan kasih sayang dari seorang ibu.
Pasti ibuku memberi kejutan dengan perayaan yang sangat bagus untukku karena
hari ulang tahunku yang ke-17. Hari ulang tahun ke-17 pasti dinanti-nantikan
oleh setiap anak, begitu pula denganku, aku menantikan hal itu. Semoga hal ini
bukan sekedar mimpiaku
Hari ulang tahunku pun tiba. Aku bangun sangat pagi. Ternyata mamah
sudah ada di ruang makan. Dia mengajakku makan bersama. Dalam hatiku berkata
tapi mengapa mamah tidak mengucapkan padaku selamat ulang tahun.
"Mah..."
"Iya, ada apa?"
"Mamah melupakan sesuatu ya?"
"Apa yang mamah lupakan?"
"Hari ini...."
"Ada apa?, mamah tahu maksud kamu"
"Mamah ingat"
"Pasti, hari inikan hari kita jalan-jalan, betulkan?"
"Mah..."
"Mamah mengangkat telfon duluya..?, mamah harus pergi sekarang
hari ini mamah akan ke luar negeri, maaf ya nak hal ini terjadi tiba-tiba"
kata mamah dan dia langsung pergi.
Mamah memang lupa dengan ulangku. Aku sangat sedih, aku dapat
telfon dari mamah, aku kira dia mengucapkan selamat ulang tahun ternyata, dia
mengatakan bahwa dia sudah ada di bandara, dan waktu terbangnya tinggal 10
menit lagi. Mamah juga mengatakan selamat tinggal. Pada hari yang kutunggu
mamah pergi dari negara dimana aku tinggal. Aku tidak menyangka hal itu
terjadi. Saat di perjalan pesawat mamah baru ingat kalau hari ini adalah hari
ulang tahunku, karena mamah di sana selalu memikirkan keadaanku dan dia sadar bahwa
dia lebih mementingkan pekerjaan dari pada anak. Selama mamah di sana, dia
tidak pernah mengabariku sama sekali. Aku merasa kesepian dan aku menonton
televisi, ternyata ada berita bahwa ada pesawat terbang yang jatuh dan
korbannya sudah ditemukan sebagian.
Satu jam kemudian, ada telfon dengan nomor yang tidak aku kenal dan
ternyata dimengabarkan padaku bahwa pesawat yang dinaiki mamahku jatuh dan
ternyata yang ada di televisi tersebut adalah pesawat mamahku. Aku terkejut
mendengarnya. Aku tidak menyangka sekali dan aku langsung menuju ke rumah sakit
di mana mamah sedang dirawat. Sesampainya di rumah sakit, aku melihat mamah
sedang di ruang UGD. Aku menangis melihat itu. Satu jam kemudian mamahku bangun
dari komanya dan dipindahkan ke ruang inap. Mamah terlihat sangat lemas.
"Mah...."Sapaku
"Siapa kamu nak? Apa kau kenal denganku" jawab mamah dan
aku terkejut dengan perkatan mamah.
"Aku anak mamah, mamah tidak kenal denganku?"kataku, aku
langsung pergi ke doktor yang merawat mamah dan ia mengatakan bahwa mamah luapa
ingatan, kondisinyapun belum normal, aku terkejut mendengar perkataan dokter.
"Kamu anakku?"kata mamah
"Iya mah"jawabku
Mamah keadaannya semakin memburuk setiap hari. Aku hanya bisa
berdoa "Ya Allah sembuhkanlah mamah dari semua penyakitnya. Saat ulang
tahunku kenapa keadaannya begini? Harusnya aku senang karena aku masih diberi
umur panjang, tapi kenapa aku sedih, Ya Allah jangan ambil nyawa mamah, biarkan
dia hidup meskipun dia tidak ingat aku ini siapa, aku sudah tidak punya
siapapun selain dia." Tiba-tiba ada seseorang masuk ke kamar mamah,
ternyata papah yang datang. Dia mengucapkan selamat ulang tahun padaku dan dia
minta maaf tidak bisa mengucapkannya saat tepat hari ulang tahunnya karena
masih ada urusan. Aku menceritakan semua yang terjadi kepada papah. Malampun
datang, papah dan aku tetap menunggu mamah.
"Pah, mamah..."
"Innalillahi wainnailaihi rojiun" kataku bersamaan dengan
papah
"Ya Allah kenapa engkau cabut nyawa mamah, kenapa?"
Kataku sambil menangis
"Sabar ya nak"
"Aku tidak punya siapa siapa lagi, aku tinggal sama
siapa?"
"Kamu boleh tinggal bersama papah nak"
"Terimakasih pah"
"Iya nak"
"Kenapa engkau pisahkan mamah sama papah, mereka berdua
sebenarnya mereka sayang padaku. Tapi kenapa mereka berpisah. Ya Allah aku
berterima kasih kepadamu karena masih
ada orang yang peduli kepadaku, meskipun dia sudah tidak menjadi ayahku."
Sebelum hari ulang tahunku tiba aku bermimpi yang sangat indah, namun itu hanya
mimpi saja tidak dalam kenyataan. Mamah kau sudah biasa tinggalkanku beberapa
hari, tapi sekarang kau tinggalkanku selamanya........
Langganan:
Postingan (Atom)