Ternyata
Hanya Mimpi
Oleh : Janies
Arly Syahputri
Namaku Nayla. Aku dilahirkan oleh orang tua yang mampu. aku adalah
anak satu-satunya dirumahku. Aku sudah ditinggal oleh papahku karena ia
bercerai dari mamah. Jadi akhIr-akhir ini mamahku banyak waktu untuk bekerja
dari pada di rumah, karena mamah mempunyai perusahaan yang sangat besar dan
terkenal. Terkadang mamah juga pergi ke
luar negeri untuk bekerja. Apalagi setelah ditinggal oleh papah, mamah sangat
sibuk di kantornya. Sering sekali dirumah hanya ada aku dan pekerja di rumahku.
Aku merasa sangat kesepian.
"Mah....kenapa baru pulang? Tadi pagi katanya datang lebih
awal" kataku.
"Seperti biasa, ternyata tadi ada tamu dari luar negeri"
kata mamah
"Tapi tadikan mamah sudah janji sama aku dan tadi katanya mau
ngajak aku jalan-jalan" jawabku.
"Maaf ya nak, mungkin lain waktu"
"Ya sudah mah, aku mau tidur dulu"
"Selamat malam, mimpi yang indah" kata mamah. Dan aku
langsung pergi ke kamar.
Sebelum tidur aku memikirkan sesuatu, tentang hari ulang tahunku.
Akhirnya aku terlelap tidur, dan aku bermimpi saat ulang tahunku tiba mamah
memberikanku hadiah yang sangat istimewa. Dan aku pun terbangun, karena alarmku
berbunyi.
"Selamat pagi mah.., Mah aku ingin minta satu hal"
"Apa itu ? Mamah akan nurutin semua kemauan kamu. semua pasti
mamah turutin"
"Aku ingin dihari..." kataku dan mamah menyela
perkataanku, karena ada telfon
"Nanti sehabis pulang dari kantor, kita lanjutkan pembicaraan
ini ya.., karena ada telfon dari kantor agar mamah cepat kesana, sampai
nanti...."
Hari beranjak malam, mamah juga belum pulang, besok lusa hari ulang
tahunku tiba. Pada hari itu aku pasti merasakan kasih sayang dari seorang ibu.
Pasti ibuku memberi kejutan dengan perayaan yang sangat bagus untukku karena
hari ulang tahunku yang ke-17. Hari ulang tahun ke-17 pasti dinanti-nantikan
oleh setiap anak, begitu pula denganku, aku menantikan hal itu. Semoga hal ini
bukan sekedar mimpiaku
Hari ulang tahunku pun tiba. Aku bangun sangat pagi. Ternyata mamah
sudah ada di ruang makan. Dia mengajakku makan bersama. Dalam hatiku berkata
tapi mengapa mamah tidak mengucapkan padaku selamat ulang tahun.
"Mah..."
"Iya, ada apa?"
"Mamah melupakan sesuatu ya?"
"Apa yang mamah lupakan?"
"Hari ini...."
"Ada apa?, mamah tahu maksud kamu"
"Mamah ingat"
"Pasti, hari inikan hari kita jalan-jalan, betulkan?"
"Mah..."
"Mamah mengangkat telfon duluya..?, mamah harus pergi sekarang
hari ini mamah akan ke luar negeri, maaf ya nak hal ini terjadi tiba-tiba"
kata mamah dan dia langsung pergi.
Mamah memang lupa dengan ulangku. Aku sangat sedih, aku dapat
telfon dari mamah, aku kira dia mengucapkan selamat ulang tahun ternyata, dia
mengatakan bahwa dia sudah ada di bandara, dan waktu terbangnya tinggal 10
menit lagi. Mamah juga mengatakan selamat tinggal. Pada hari yang kutunggu
mamah pergi dari negara dimana aku tinggal. Aku tidak menyangka hal itu
terjadi. Saat di perjalan pesawat mamah baru ingat kalau hari ini adalah hari
ulang tahunku, karena mamah di sana selalu memikirkan keadaanku dan dia sadar bahwa
dia lebih mementingkan pekerjaan dari pada anak. Selama mamah di sana, dia
tidak pernah mengabariku sama sekali. Aku merasa kesepian dan aku menonton
televisi, ternyata ada berita bahwa ada pesawat terbang yang jatuh dan
korbannya sudah ditemukan sebagian.
Satu jam kemudian, ada telfon dengan nomor yang tidak aku kenal dan
ternyata dimengabarkan padaku bahwa pesawat yang dinaiki mamahku jatuh dan
ternyata yang ada di televisi tersebut adalah pesawat mamahku. Aku terkejut
mendengarnya. Aku tidak menyangka sekali dan aku langsung menuju ke rumah sakit
di mana mamah sedang dirawat. Sesampainya di rumah sakit, aku melihat mamah
sedang di ruang UGD. Aku menangis melihat itu. Satu jam kemudian mamahku bangun
dari komanya dan dipindahkan ke ruang inap. Mamah terlihat sangat lemas.
"Mah...."Sapaku
"Siapa kamu nak? Apa kau kenal denganku" jawab mamah dan
aku terkejut dengan perkatan mamah.
"Aku anak mamah, mamah tidak kenal denganku?"kataku, aku
langsung pergi ke doktor yang merawat mamah dan ia mengatakan bahwa mamah luapa
ingatan, kondisinyapun belum normal, aku terkejut mendengar perkataan dokter.
"Kamu anakku?"kata mamah
"Iya mah"jawabku
Mamah keadaannya semakin memburuk setiap hari. Aku hanya bisa
berdoa "Ya Allah sembuhkanlah mamah dari semua penyakitnya. Saat ulang
tahunku kenapa keadaannya begini? Harusnya aku senang karena aku masih diberi
umur panjang, tapi kenapa aku sedih, Ya Allah jangan ambil nyawa mamah, biarkan
dia hidup meskipun dia tidak ingat aku ini siapa, aku sudah tidak punya
siapapun selain dia." Tiba-tiba ada seseorang masuk ke kamar mamah,
ternyata papah yang datang. Dia mengucapkan selamat ulang tahun padaku dan dia
minta maaf tidak bisa mengucapkannya saat tepat hari ulang tahunnya karena
masih ada urusan. Aku menceritakan semua yang terjadi kepada papah. Malampun
datang, papah dan aku tetap menunggu mamah.
"Pah, mamah..."
"Innalillahi wainnailaihi rojiun" kataku bersamaan dengan
papah
"Ya Allah kenapa engkau cabut nyawa mamah, kenapa?"
Kataku sambil menangis
"Sabar ya nak"
"Aku tidak punya siapa siapa lagi, aku tinggal sama
siapa?"
"Kamu boleh tinggal bersama papah nak"
"Terimakasih pah"
"Iya nak"
"Kenapa engkau pisahkan mamah sama papah, mereka berdua
sebenarnya mereka sayang padaku. Tapi kenapa mereka berpisah. Ya Allah aku
berterima kasih kepadamu karena masih
ada orang yang peduli kepadaku, meskipun dia sudah tidak menjadi ayahku."
Sebelum hari ulang tahunku tiba aku bermimpi yang sangat indah, namun itu hanya
mimpi saja tidak dalam kenyataan. Mamah kau sudah biasa tinggalkanku beberapa
hari, tapi sekarang kau tinggalkanku selamanya........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar