Oleh : Rofidah
“Huhhhh...! sekolah lagi, sekolah lagii”,keluhku. Memang
setiap hari Aku pergi kesekolah ini, dan entah mengapa sekolah ini dinamakan
Gakko No Tsuya-Sa atau sekolah kekuatan. Katanya sekolah ini adalah sekolah
para anak berkekuatan. Tapi Aku bahkan merasa tidak punya kekuatan. Tapi Aku terima
saja dapat masuk di sekolah ini.
Mengingat ini Aku jadi ingat saat aku masuk di
sekolah ini. Aku memang anak yang nakal, bahkan Aku dulu pernah mencoba
mengambil minuman bersoda dari mesin pembelian otomatis. Aku menekan semua
tombol yang ada disana. Tiba-tiba sebuah pintu muncul dari dalam sana dan
otomatis membuka. Tanpa basa-basi aku masuk ke pintu itu. Perjalanan masuk
kutempuh selama dua menit. Ruangan pertama yang yang ku temukan adalah
labolatorium. “Hoaammm..!”, Aku mulai merasa ngantuk. Aku langsung mencari
tempat tidur yang nyenyak, Aku menemukan tempat seperti laci tabung dan sepertinya
nyaman untuk ditiduri, ada sebuah lampu panjang tergantung di atasku “Pasti itu
lampu tidur”batinku. Langsung Aku tidur disana.
Setelah
beberapa lama Aku tertidur,Aku bangun tetapi bukan ditempat yang tadi meskipun
ruangannya sama, Aku hanya bingung dan terdiam beberapa saat. “Oooiii... kamu
Arimo Shouseki kan? Perkenalkan Aku Shirodari Mizaki, apa kekuatanmu?”, kata
seorang yang juga berbaring di sebelahku. “Hehh.. kekuatan apa maksudmu aku
tidak punya kekuatan, sebenarnya tempat apa ini?”jelasku. “Ahhh... jangan berbohong. Semua yang ada di
tempat ini pasti mempunyai kekuatan, kekuatanku adalah menghilangkan barang,
tempat ini adalah Gakko no tsuya-sa”, jelasnya.
“Arimo Shouseki... Ayo ikut kami!”, kata Senior
Gakko no tsuya-sa namanya Sensei Kazuto kata Shiro. Aku digiring kesebuah
tempat kecil dan masuk ke dalamnya. “Heii kamu Arima Shouseki kan, setelah
pertimbangan dari ilmuan kami, kamu lulus seleksi calon murid Gakko no
tsuya-sa, energi kekuatanmu melebihi saya sebagai pembuat api senilai 5000Xp
perkekuatan, maukah kau menerimanya?”, tanya sensei Mitshuke, Aku tahu namanya
karena tanda nama di dadanya. “Baiklah pak lagi pula Saya tidak sekolah selama
ini, tapi Aku merasa tidak punya kekuatan sensei!”, jawabku. “Tidak apa-apa kamu
dapat menemukan kekuatanmu dalan pelajaran kami”, jelasnya.
***
“Oooi kenapa kamu melamun, nggak baik tau, ayo
kesekolah bersama!”, teriak Shirosahabatku
yang membuyarkan lamunanku dan baru saja ia masuk kedalam apa yang kupikirkan.
“oke yukk berangkat”, jawabku. Saperti biasa aku melewati mesin pembelian
minuman bersoda otomatis. Dalam kelas maho no obujekutoAku duduk bersama Jintan,
mendengarkan pelajaran dan membiarkan Sensei Kirito memaki-maki Aku, adalah hal
yang biasa bagiku. Pelajaran hari ini adalah belajar mantra menggunakan suatu
benda yang bersihir. Temanku Kirin mempraktekkannya, “maho no obujekuto o
tsudzurimasu ”mantra itu terdengar aneh di telingaku. Kringgg.... tidak terasa
bel pulang telah berbunyi kami semua pun pulang.
“Hallo nek, Arimo tersayangmu sudah
pulang!!”, sapa ceriaku pada Nenek Hagino. Nenek Hagino adalah nenekku, dan
satu-satunya keluargaku yang kuketahui. Aku kadang jengkel dengan tingkahnya
yang pelupa dan suka menyuruh. “Arimo cepat bantu Nenek membersihkan rumah!”,
suruh Nenek. Hampir setiap hari aku disuruh bersih-bersih rumah maklum aku
bukanlah orang yang kaya dan punya pembantu, apalagi hari ini nenekku sakit,
dia berbaring di ruang tamu. Nenekku
hanyalah pembantu dan buruh masak. Jadi kuterima saja apa yang dia minta. Yang
pertama aku bersihkan bagian dapur dan yang kedua digudang aku membersihkan
laci peninggalan ibukku. Kubuka laci pertama, aku menemukan sebuah jam saku
bundar, berwarna perak berkilau, rantai pegangannya yang rapi dan kuat. “Indah sekali
ambil ah inikan jam lama, nggak mungkin dipakai”, batinku sambil memasukkan nya
ke kantongku.
Tidak lama kemudian kegiatan bersih-bersihku sudah
selesai. Aku pergi kedepan rumah dengan membawa jam sakuku “Bagaimana cara
memakainya ya?”, kebingunganku mulai merambat kedalam otakku. Aku ingat mantra
yang di ucapkan Kirin di sekolahku tadi “coba
ahh...!”, “Maho no obujekuto o tsudzurimasu”, ucapku sambil menutup mata
seperti yang dilakukan Kirin tadi. Krriiinngg... suara itu tiba tiba menggema
dari atas langit. Dunia serasa berhenti di hadapanku. “Heh...hehhh apa-apaan
ini kenapa waktu dunia berhenti, semua orang bergelimpangan seperti manekin,
apa karena benda ini!!”, kejutku sambil membuangnya. “Apa ini?, apa ini
kekuatanku, menghentikan waktu”, tebakku. lama-lama aku berpikir seperti orang
jahat, ”Ehh, kenapa aku tidak memikirkan ini dari tadi, jika Aku punya kekuatan
ini aku akan kaya, haa..haha”, pikirku sambil mengambil jam sakuku kembali. Aku
bergegas mengelilingi semua orang di jalan Nobeoka tercinta ini. “Wahh nenek
tua itu pasti kaya, curi saja tasnya, haha..haa”,batin jahatku.
Aku berhasil mengambil tasnya, pastilah dia kan
tidak tahu. Aku mengulanginya beberapa kali sampai diriku puas. “Wussshh....”,
suara itu tiba-tiba terdengar dari belakang tubuhku. “Itu pasti ilusiku saja..”,
pikirku sambil mengembalikan waktu seperti semula. Aku pergi ke tempat kosong
untuk menghitung dan menukarkannya dengan uang. “Aku kaya.... makasih jam saku
ajaib tercinta”, kataku sambil memeluk jam sakuku, dan tiba-tiba Aku merasakan
getaran di tubuhku, kukuku mememanjang dan rambutku memanjang lebih cepat Aku pikir
ini hanya ilusi juga.
***
Setiap hari Aku melakukan itu berulang kali bisa
sampai dua kali sehari. Setiap hari pula aku merasa lebih tua. Dan anehnya
setiap aku melakukan ini ada seorang perempuan cantik yang bisa bergerak dalam
penghentian waktuku dia juga semakin tua, ekspresinya mengisyaratkanku untuk
menghentikan perbuatanku itu, “Nak, aku Minami, jangan gunakan ini untuk
kejahatan, gunakan ini untuk kebaikan, apa kau tidak mengasiani aku yang telah
merawat benda ini bertahun-tahun dan mengorbankan untuk merawat anakku”, melasnya.
Setiap hari aku merenungkan perbuatanku sampai pada
akhirnyaAku semakin tua seperti sudah 60 tahun meskipun dengan tinggi yang
sama, padahal aku masih berumur 13 tahun. “Aku janji setelah aku melakukan ini
lagi, ini akan jadi yang terakhir kali”, janjiku dalam hati. Saat menghentikan
waktu tiba-tiba wanita itu menghadangku dengan wajah yang seperti nenek-nenek
bukan seperti dulu, Aku terdiam beberapa saat memandanginya. Dia menyentuh
dahiku, “Bebaskan aku, karena ini perbuatanmu!”, bisik perempuan yang bernama
Minami itu, dan Ia menghilang seketika.
Tiba-tiba Aku pingsan, dan aku bermimpi. Aku
memimpikan sebuah hutan yang sangat gelap, Aku hanya berjalan dan terus
berjalan tanpa tujuan. “Bebaskan Aku..bebaskan Aku.. !!” Tiba-tiba ada suara
dari arah utara menggema dipikiranku. Itu pasti Minami, aku harus
menyelamatkannya karena Aku dia telah menderita. Dengan badan yang telah tua
seperti ini,Aku sulit menempuh bermil-mil jauhnya hanya dengan berlari. Banyak
rintangan di sepanjang perjalanan, tapi teriakannya membuat aku pantang
menyerah.
Aku menemukan kastil tua dan Aku yakin Ia ada di
dalam sana. “Minami.. Minami.. Minami”, panggilku. Aku mendengar suara wanita
menangis dan Aku menghampirinya. Ternyata benar ia adalah Minami. Ia di pasung
oleh rantai-rantai pegangan jam saku itu. “Tolong lepaskan aku... cepat baca
mantranya dan tarik ini kuat-kuat!”, suruhnya. “Maho no obujekuto o
tsudzurimasu,aarrgghhh”, ucapku, bahkan Aku tidak pernah sebanyak ini
mengeluarkan tenaga. Akhirnya Aku berhasil mengeluarkannya dari jeratan itu. “Aku
ingin pulang dan hidup bahagia bersama anakku, tolong bawa aku ke dunia, cepat
ucapkan mantranya dan putar jarum jam seperti semula”, jelasnya sambil
menggandeng tanganku.
“hoaamm”, tiba-tiba Aku terbangun dari tidur di
kamar tidurku. “Nak ayo cepat bangun ibu sudah masak makanan kesukaanmu”, ucap
seorang wanita dan Aku langsung menghampirinya.”Apa ini ibu?”, tanyaku. “iya“,
jawabnya sambil menoleh kearahku, ternyata itu adalah Minami. “Minami kaukah
ibuku, maafkan aku!”, ucapku. Dia hanya tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa
pun. Dunia ini memang aneh, apakah ini hanya mimpi ataukah memang kenyataan?.
1 komentar:
Cerpennya bagus discretion memang kreatif
Posting Komentar