Cari Blog Ini

Jumat, 18 Maret 2016

Cerpen Karangan : Jam sakuku, Hidupku, Ibuku

Jam sakuku, Hidupku, Ibuku
Oleh : Rofidah

“Huhhhh...! sekolah lagi, sekolah lagii”,keluhku. Memang setiap hari Aku pergi kesekolah ini, dan entah mengapa sekolah ini dinamakan Gakko No Tsuya-Sa atau sekolah kekuatan. Katanya sekolah ini adalah sekolah para anak berkekuatan. Tapi Aku bahkan merasa tidak punya kekuatan. Tapi Aku terima saja dapat masuk di sekolah ini.
Mengingat ini Aku jadi ingat saat aku masuk di sekolah ini. Aku memang anak yang nakal, bahkan Aku dulu pernah mencoba mengambil minuman bersoda dari mesin pembelian otomatis. Aku menekan semua tombol yang ada disana. Tiba-tiba sebuah pintu muncul dari dalam sana dan otomatis membuka. Tanpa basa-basi aku masuk ke pintu itu. Perjalanan masuk kutempuh selama dua menit. Ruangan pertama yang yang ku temukan adalah labolatorium. “Hoaammm..!”, Aku mulai merasa ngantuk. Aku langsung mencari tempat tidur yang nyenyak, Aku menemukan tempat seperti laci tabung dan sepertinya nyaman untuk ditiduri, ada sebuah lampu panjang tergantung di atasku “Pasti itu lampu tidur”batinku. Langsung Aku tidur disana.
Setelah beberapa lama Aku tertidur,Aku bangun tetapi bukan ditempat yang tadi meskipun ruangannya sama, Aku hanya bingung dan terdiam beberapa saat. “Oooiii... kamu Arimo Shouseki kan? Perkenalkan Aku Shirodari Mizaki, apa kekuatanmu?”, kata seorang yang juga berbaring di sebelahku. “Hehh.. kekuatan apa maksudmu aku tidak punya kekuatan, sebenarnya tempat apa ini?”jelasku.  “Ahhh... jangan berbohong. Semua yang ada di tempat ini pasti mempunyai kekuatan, kekuatanku adalah menghilangkan barang, tempat ini adalah Gakko no tsuya-sa”, jelasnya.
 “Arimo Shouseki... Ayo ikut kami!”, kata Senior Gakko no tsuya-sa namanya Sensei Kazuto kata Shiro. Aku digiring kesebuah tempat kecil dan masuk ke dalamnya. “Heii kamu Arima Shouseki kan, setelah pertimbangan dari ilmuan kami, kamu lulus seleksi calon murid Gakko no tsuya-sa, energi kekuatanmu melebihi saya sebagai pembuat api senilai 5000Xp perkekuatan, maukah kau menerimanya?”, tanya sensei Mitshuke, Aku tahu namanya karena tanda nama di dadanya. “Baiklah pak lagi pula Saya tidak sekolah selama ini, tapi Aku merasa tidak punya kekuatan sensei!”, jawabku. “Tidak apa-apa kamu dapat menemukan kekuatanmu dalan pelajaran kami”, jelasnya.
***
“Oooi kenapa kamu melamun, nggak baik tau, ayo kesekolah bersama!”,  teriak Shirosahabatku yang membuyarkan lamunanku dan baru saja ia masuk kedalam apa yang kupikirkan. “oke yukk berangkat”, jawabku. Saperti biasa aku melewati mesin pembelian minuman bersoda otomatis. Dalam kelas maho no obujekutoAku duduk bersama Jintan, mendengarkan pelajaran dan membiarkan Sensei Kirito memaki-maki Aku, adalah hal yang biasa bagiku. Pelajaran hari ini adalah belajar mantra menggunakan suatu benda yang bersihir. Temanku Kirin mempraktekkannya, “maho no obujekuto o tsudzurimasu ”mantra itu terdengar aneh di telingaku. Kringgg.... tidak terasa bel pulang telah berbunyi kami semua pun pulang.
   “Hallo nek, Arimo tersayangmu sudah pulang!!”, sapa ceriaku pada Nenek Hagino. Nenek Hagino adalah nenekku, dan satu-satunya keluargaku yang kuketahui. Aku kadang jengkel dengan tingkahnya yang pelupa dan suka menyuruh. “Arimo cepat bantu Nenek membersihkan rumah!”, suruh Nenek. Hampir setiap hari aku disuruh bersih-bersih rumah maklum aku bukanlah orang yang kaya dan punya pembantu, apalagi hari ini nenekku sakit, dia  berbaring di ruang tamu. Nenekku hanyalah pembantu dan buruh masak. Jadi kuterima saja apa yang dia minta. Yang pertama aku bersihkan bagian dapur dan yang kedua digudang aku membersihkan laci peninggalan ibukku. Kubuka laci pertama, aku menemukan sebuah jam saku bundar, berwarna perak berkilau, rantai pegangannya yang rapi dan kuat. “Indah sekali ambil ah inikan jam lama, nggak mungkin dipakai”, batinku sambil memasukkan nya ke kantongku.
Tidak lama kemudian kegiatan bersih-bersihku sudah selesai. Aku pergi kedepan rumah dengan membawa jam sakuku “Bagaimana cara memakainya ya?”, kebingunganku mulai merambat kedalam otakku. Aku ingat mantra yang di ucapkan Kirin di sekolahku tadi “coba  ahh...!”, “Maho no obujekuto o tsudzurimasu”, ucapku sambil menutup mata seperti yang dilakukan Kirin tadi. Krriiinngg... suara itu tiba tiba menggema dari atas langit. Dunia serasa berhenti di hadapanku. “Heh...hehhh apa-apaan ini kenapa waktu dunia berhenti, semua orang bergelimpangan seperti manekin, apa karena benda ini!!”, kejutku sambil membuangnya. “Apa ini?, apa ini kekuatanku, menghentikan waktu”, tebakku. lama-lama aku berpikir seperti orang jahat, ”Ehh, kenapa aku tidak memikirkan ini dari tadi, jika Aku punya kekuatan ini aku akan kaya, haa..haha”, pikirku sambil mengambil jam sakuku kembali. Aku bergegas mengelilingi semua orang di jalan Nobeoka tercinta ini. “Wahh nenek tua itu pasti kaya, curi saja tasnya, haha..haa”,batin jahatku.
Aku berhasil mengambil tasnya, pastilah dia kan tidak tahu. Aku mengulanginya beberapa kali sampai diriku puas. “Wussshh....”, suara itu tiba-tiba terdengar dari belakang tubuhku. “Itu pasti ilusiku saja..”, pikirku sambil mengembalikan waktu seperti semula. Aku pergi ke tempat kosong untuk menghitung dan menukarkannya dengan uang. “Aku kaya.... makasih jam saku ajaib tercinta”, kataku sambil memeluk jam sakuku, dan tiba-tiba Aku merasakan getaran di tubuhku, kukuku mememanjang dan rambutku memanjang lebih cepat Aku pikir ini hanya ilusi juga.
***
Setiap hari Aku melakukan itu berulang kali bisa sampai dua kali sehari. Setiap hari pula aku merasa lebih tua. Dan anehnya setiap aku melakukan ini ada seorang perempuan cantik yang bisa bergerak dalam penghentian waktuku dia juga semakin tua, ekspresinya mengisyaratkanku untuk menghentikan perbuatanku itu, “Nak, aku Minami, jangan gunakan ini untuk kejahatan, gunakan ini untuk kebaikan, apa kau tidak mengasiani aku yang telah merawat benda ini bertahun-tahun dan mengorbankan untuk merawat anakku”, melasnya.
Setiap hari aku merenungkan perbuatanku sampai pada akhirnyaAku semakin tua seperti sudah 60 tahun meskipun dengan tinggi yang sama, padahal aku masih berumur 13 tahun. “Aku janji setelah aku melakukan ini lagi, ini akan jadi yang terakhir kali”, janjiku dalam hati. Saat menghentikan waktu tiba-tiba wanita itu menghadangku dengan wajah yang seperti nenek-nenek bukan seperti dulu, Aku terdiam beberapa saat memandanginya. Dia menyentuh dahiku, “Bebaskan aku, karena ini perbuatanmu!”, bisik perempuan yang bernama Minami itu, dan Ia menghilang seketika.
Tiba-tiba Aku pingsan, dan aku bermimpi. Aku memimpikan sebuah hutan yang sangat gelap, Aku hanya berjalan dan terus berjalan tanpa tujuan. “Bebaskan Aku..bebaskan Aku.. !!” Tiba-tiba ada suara dari arah utara menggema dipikiranku. Itu pasti Minami, aku harus menyelamatkannya karena Aku dia telah menderita. Dengan badan yang telah tua seperti ini,Aku sulit menempuh bermil-mil jauhnya hanya dengan berlari. Banyak rintangan di sepanjang perjalanan, tapi teriakannya membuat aku pantang menyerah. 
Aku menemukan kastil tua dan Aku yakin Ia ada di dalam sana. “Minami.. Minami.. Minami”, panggilku. Aku mendengar suara wanita menangis dan Aku menghampirinya. Ternyata benar ia adalah Minami. Ia di pasung oleh rantai-rantai pegangan jam saku itu. “Tolong lepaskan aku... cepat baca mantranya dan tarik ini kuat-kuat!”, suruhnya. “Maho no obujekuto o tsudzurimasu,aarrgghhh”, ucapku, bahkan Aku tidak pernah sebanyak ini mengeluarkan tenaga. Akhirnya Aku berhasil mengeluarkannya dari jeratan itu. “Aku ingin pulang dan hidup bahagia bersama anakku, tolong bawa aku ke dunia, cepat ucapkan mantranya dan putar jarum jam seperti semula”, jelasnya sambil menggandeng tanganku.


“hoaamm”, tiba-tiba Aku terbangun dari tidur di kamar tidurku. “Nak ayo cepat bangun ibu sudah masak makanan kesukaanmu”, ucap seorang wanita dan Aku langsung menghampirinya.”Apa ini ibu?”, tanyaku. “iya“, jawabnya sambil menoleh kearahku, ternyata itu adalah Minami. “Minami kaukah ibuku, maafkan aku!”, ucapku. Dia hanya tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa pun. Dunia ini memang aneh, apakah ini hanya mimpi ataukah memang kenyataan?. 

1 komentar:

Idea vie mengatakan...

Cerpennya bagus discretion memang kreatif