Cari Blog Ini

Selasa, 22 Maret 2016

Cerpen Karangan : Terjebak Dalam Dunia Game

Terjebak Dalam Dunia Game
Cerpen karangan: Adam Wicaksono

Seharian ini aku begitu penat, otakku seharian penuh terisi oleh materi-materi yang sulit kupahami. Akhirnya  jam pulang sekolah pun tiba, akupun segera menaiki motorku untuk pulang kerumah. Ketika dirumah, aku begitu lesu dan aku langsung pergi kekamar dan segera pergi untuk tidur.
Aku tertidur lelap sampai malam hari.“Adi cepat bangun, makan malam sudah siap!”Kata Ibu di depan kamarku. Akupun segera bangun dan mulai memakan makananku. “Kakak bagaimana kalau besok kita bermain game online dikamarku, besokan hari minggu?”Kata adikku Rizki di meja makan. Akupun tidak memedulikanya dan segera pergi kekamar tidurku dan segera melanjutkan tidurku.
Aku tertidur sampai pagi.Setelah terbangun akupun segera pergi mandi.”Ahhhh, ngapain nih!”Kataku karena tidak ada pekerjaan. Aku pun teringat kalau Rizki mengajakku bemain game dikamarnya.
“Ayah tau gak dimana Rizki?”Tanya ku ke Ayah.
“Gak tau di, hari ini aku gak liat Rizki kayaknya, coba kamu cari di kamarnya”, Jawab Ayah.
            Akupun segera pergi ke kamar Rizki untuk mencarinya.
“Tok-tok-tok, Rizki kamu ada di kamar tidak?”Tanyaku ke Rizki sambil mengetuk pinu kamar Rizki. Rizki tidak menjawabku, akupun langsung membuka kamar Rizki tanpa izin. Setelah kubuka kamar Rizki, ternyata Rizki tidak ada dikamarnya.”Dimana Rizki”Hirauku. Dikamar Rizki yang ada cuma komputer yang menyala.
            Kemudian aku mendekati komputer itu, “Cliiiiiiiiiing”Bunyi komputer itu dengan tulissan play di layarnya. Akupun segera menekan tulisan play itu. “Wusssssssssshhhhh”Suara angin yang datang dengan kencang. Tiba-tiba angin itu membawaku entah kemana. Ketika aku terbangun, “Dimana aku”Heranku  karena aku berada di gedung tua yang belum pernah aku datangi.
            Akupun segera keluar dari gedung tua itu.
“Criiing”Suara pedang yang tiba-tiba menancap di batu besar yang ada didepanku.
            Tanpa berfikir panjang, akupun langsung mencabut pedang itu dari batu.
“Huuuuuhhh”Suara nafasku yang sudah sangat kelelahan.
            Aku sudah sangat kelelahan, tapi pedang itu tidak terangkat sedikit pun. Akhirnya mencoba mencabutnya sekali lagi dengan sisa kekuatanku.
“Aaaaaaagggghhhhhh”Suaraku mencabut pedang itu dengan sangat kuat.
            Akhirnya pedang  itu mulai terangkat dari batu yang besar itu.
“Yeaaaaaaaaa”Suaraku dengan kegirangan karena telah berasil mencabut pedang itu.
            Setelah itu aku langsung pergi dari gedung tua itu. Ditengah jalan aku melihat ada seseorang yang sedang diserang oleh monster. Akupun langsung membantu orang itu melawan monster yang ganas itu. Aku pun langsung menancapkan pedang ku pada tubuh monster itu. Monster itu pun langsung mati ditempat.
“Kamu tidak apa-apa”Kataku pada orang yang kubantu.
“Eeeeeehhhhhh”Ternyata yang kubantu tadi adalah adikku Rizki.
“Eh Rizki, kenapa kamu ada disini”Kataku kepada Rizki.
            Rizki pun menceeritakan semua kenapa dia bisa ada disini. Ternyata Rizki terjebak karena dia juga menekan tanda play di komputernya. Akupun bertanya kepada Rizki bagaimana cara agar bisa keluar dari game ini. Ternyata kita harus pergi kepusat game ini untuk melawan raja di game ini.
“Ayo kita segera pergi kesana”Kataku dengan semangat.
Akupun dan Rizki langsung pergi ke pusat game ini untuk melawan rajaa game ini. Setelah sampai, didepanku sudah ada raja dari game ini. Tanpa berpikir panjang aku dan Rizki pun langsung melawan raja game ini. Aku dan Rizki langsung kelelahan karena musuh kita ini sangat kuat.
            Aku diberi tahu oleh Rizki bahwa kita tidak harus melawan dia, tetapi kita hanya harus bisa masuk ke pintu yang ada dibelakangnya. Aku pun langsung melawannya dan menyuruh Rizki untuk masuk ke pintu itu. Setelah Rizki masuk pintu itu, aku pun juga segera lari ke pintu itu dan segera pergi dari dnia game ini.
            Akhirnya aku kembali lagi ke kamar Rizki. Aku dan Rizki pun segera pergi keluar kamar untuk makan.
“Eh, main apa kalian dikamar sampai sore?”Tanya  Ibu kepada aku dan Rizki
“Engak kok bu, kami tidak main apa-apa”Jawabku bersama Rizki.


“Ya sudah, segera makan sana”Kata Ibu “Aku dan Rizki pun segera makan tanpa menceritakan apapun kepada Ibu.

1 komentar:

Discretion Classanda mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.