PERSAHABATAN
Oleh : Meifa
Zuhrotul Abdur Rohman
Setiap hari di sekolah aku
selalu bersama dua orang sahabatku tercinta yaitu Dea dan Dila. Dea itu
orang-nya humoris dan kalau kemana-mana suka rewel alias suka bosan dan Dila
orang-nya setia kawan dan agak suka marah. Dua sahabatku itu sangat berarti
bagi hidupku, setiap hari aku paling banyak menghabiskan waktu di sekolah
dengan Dea dan Dila,walaupun juga begitu aku juga akrab dengan teman-temanku
yang lain tapi kecuali dengan Sifana temanku yang satu ini agak tidak terlalu
menyukaiku karena dulu aku tidak sengaja menumpahkan air di rok-nya. Besoknya
aku keluar dari kelas, Sifana menghampiriku dan berkata “Heh lo,gue nggak suka
ya ngelihat lo bersahabat dengan Dea dan Dila”, aku pun hanya mendengarkan
perkataannya dan tidak menanggapinya. Dea dan Dila menghampiriku untuk duduk di
kursi bawah pohon di tengah perjalanan mereka bertanya:
“Tadi Sifana bicara apa sama kamu, Ra?”
“Tidak tadi dia hanya bertanya tentang
keadaanku saja, kok”
Keesokan harinya aku melihat Sifana dengan
kedua sahabatku sedang duduk di dalam kelas, aku bertanya, “kamu mau manfaatin
aku dan Dea?”
“Pergi sana anak suka nipu dan manfaatin
orang!”
Aku langsung lari menuju taman sambil
menangis, tidak beberapa lama Jelen dan Melan
menghampiriku
“Kenapa kamu menangis, Ra?”
Melan langsung menjawab pertanyaan yang
dilontarkan Jelen padaku
“Itu pasti karena Sifana”
“Emang nya kenapa?”( kata Jelen )
“Aku tadi pagi tidak sengaja mendengar perkaan
Sifana,dia memberi tahu bahwa Ra itu hanya manfaatin mereka, mungkin mendengar itu Dea dan Dila marah pada Ra”
“Kenapa Sifana tega dan membuat aku dibenci
Dea dan Dila?”( sahutku dengan nada yang lirih )
“Kamu sabar saja Ra, Allah pasti menghukum orang yang berbuat dosa”
Hari ini aku akan pindah sekolah dan rumah ke
Singapura karena kedua orang tuaku akan bekerja disana,sebenarya hatiku sangat
sedih karena aku akan meninggalkan teman-temanku. Mendengar kabar tersebut Dea
dan Dila menuju rumhku dan mereka meminta maaf padaku,mereka sudah tahu bahwa
Sifana itu membohongi mereka.
“Ra,maafin kita ya?” ( Nada sedih )
“Aku sudah maafin kalian, kalian gak usah sedih lagi”
“Apa bener kamu akan pindah ke Singapura?”
“Ya itu memang betul,aku disana pasti tidak
akan melupakan kalian dan kawan-kawan”
“Kapan kamu akan kembali kesini untuk
mengunjungi kami lagi?”
“Aku tidak tau pasti aku bisa mengunjungi kalian lagi”
Aku mendengar suara kedua orang tuaku supaya
segera masuk ke mobil
“Maafin aku ya Dea dan Dila aku harus pergi
sekarang”
Kemudian aku memberi mereka sebuah gelang
persahabatan
“Aku berharap dengan gelang ini kalian tidak
akan melupakan aku dan persahabatan kita”
“Kita pasti gak akan melupakan kamu,Ra”
“Selamat tinggal Dea dan Dila”
Setelah dua tahun kemudian umur ku sudah
berusia 15 tahun,aku teringat janjiku kepada dua sahabatku untuk mengunjungi
mereka. Tiga hari kemudian aku tiba di Indonesia.Sebelumnya aku sudah memberi
tahu Dea dan Dila aku akan kembali,kita akan bertemu di Kebun Raya Bogor. Pukul
12.30 aku bertemu dengan kedua sahabatku itu suasana pertemuan itu berubah
menjadi haru dan gembira. Semoga persahabatan kita akan abadi untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar