Cari Blog Ini

Selasa, 22 Maret 2016

Cerpen Karangan : Maaf

Maaf
Oleh : M. Utsman Alwi

            Aku punya sahabat namanya Hasan Ibrahim. Dia anak yang nggak bisa menyebut kata maaf ketika melakukan kesalahan. Dia pernah memecahkan botol mahal milik Zidan, hingga Zidan hampir menangis. Dia tak menyebut kata maaf, dia juga pernah menghilangkan pensil punya Alwi. Namaku Utsman Alwi sebut saja aku Alwi, sudah sering aku menasihati Hasan tapi dia mengacuhkannya.
“Alwi, nanti sore temenin aku yah, ke swalayan oke!” kata Hasan saat pelajaran PJOK.
“Oke. Tapi jam berapa?” tanyaku seraya mengangkat tanganku pada saat pemanasan.
“Jam 13.30 ya,” jawab Hasan. “Oke.” seruku. Kriiing, tak terasa bel pulang berbunyi.
“Huhh!” dengusku kesal karena cape.
“Kak tolong minta tambahan uang Rp. 2000 kata Mama.” seru adikku Ali.
Aku membuka dompet hitamku, aku mencomot duit Rp. 2000.
“Nih!” kataku seraya memberi duit dua ribu rupiah.
“Thanks Kak,” seru adikku. “Ya.” jawabku pendek.
Jam 13.00 aku langsung mengganti baju dengan celana panjang, baju berwarna hijau. Sekarang lengkap, aku segera menaiki sepedaku, lalu menuju ke arah rumah Hasan. “Duh, mana yah, si Hasan?” tanyaku sendiri. “Woyy!” seru seorang laki-laki.
“Hasan, yuk,” seruku segera menjalankan sepedaku menuju ke Swalayan.

Di Swalayan….
“Emm, kita ke tempat buku anak!” kata Hasan.
“Waduh, bagus banget, yang ini bukunya buku nabi, yang ini buku sejarah, dan yang ini buku tentang Al Qur’an dan Al Hadis, beli aja aah. Sekarang ke tempat aksesoris,” Hasan segera ke tempat aksesoris, aku kesal mengikuti Hasan terus.
Saat kami makan di warung dekat swalayan, tak sengaja Hasan menumpahkan teh ke bajuku, padahal ini baju kesayanganku. “Aaaw,” teriakku. “Ooow,” seru Hasan tanpa nada bersalah.
“Udah, Hasan cukup aku mau pulang. Aku sudah kesal sahabatan sama kamu, sekarang persahabatan kita putus di sini. Titik nggak pakai koma!” kataku marah pada Hasan.


Hasan hampir mengeluarkan air mata penyesalan. Aku segera ke luar dari warung.. “Maaf, sebesar-besarnya yah Alwi. Juga sama teman-teman di sekolah maaf, maaf, dan maaf, terutama kamu, Alwi!” seru Hasan dengan nada menyesal, aku kembali ke warung.
“Aku sudah memaafkan kok, sudah dari dulu, aku gitu tadi, berharap kamu bisa bilang kata maaf dari kamu, oke sekarang bayar, lalu pulang.” jelasku panjang lebar. Setelah membayar kami segera pulang. Leganya dengar kata maaf dari Hasan. Semoga Hasan bisa menyebut kata maaf ketika melakukan kesalahan.

Tidak ada komentar: