Oleh : Risya Ma'rifatul Afifah
Mereka bertiga sedang berjalan menuju suatu kelas di pojok belakang
sekolah. Mereka duduk di kelas tujuh, di Madrasah Tsanawiyah. Mereka adalah
sahabat yang selalu bersama kemana mana, ke kantin bersama, bermain bersama,
berangkat sekolah bersama, dan pulang sekolah bersama. “ Tett.....” bel
istirahat berbunyi. “ Arsya, ayo ke kantin.... ” ajak Alvi dan Niken. “ Ayo,
perutku sudah kroncongan nih...” kata Arsya dengan semangat.
Sesampainya di kantin, Arsya
langsung beli makan, karena sudah kelaparan. Sedangkan Alvi dan Niken masih
duduk di bangku kantin. “ Eh ken, hari ini tanggal berapa sih ? “ Alvi menabok
bahu Niken dengan sangat keras. “Aduuuh...., Sakit tau’ “ memarahi Alvi. “ Eh
maaf...... aku khilaf, he he he...” kata Alvi. “ Hadeh......” kata Niken. “ Ayo
cepet jawab ! “ kata Alvi. “ Eh iya sampek lupa aku. Hari ini tanggal 21
Agustus” jawab Niken. “ Ya ampun, besokkan ulang tahunnya Arsya, tanggal 22
Agustus. “ jerit Alvi. “ Ya ampun... aku juga sampai lupa”. Kata Niken. “ Aduh,
Arsya datang kita lanjutin nanti aja ngobrolnya.” Kata Alvi pelan. “ Kalian
nggak jajan ? “ tanya Arsya. “ Oh iya, yuk “ Alvi mengajak Niken.
“ tett....” bel masuk berbunyi.
Mereka semua langsung masuk dan mengkuti pembelajaran. Di saat guru menerangkan,
Alvi membisiki Niken, “ken, besokkan ulang tahunnya Arsya, gimana kalau kita
kasih dia kejutan “. Ide yang bagus.. “, Niken bicara dengan keras. “ Suuut...
jangan keras keras ! “ seru Alvi. “ Begini, besok kita kerjain dia sampai dia
menangis nangis, lalu malamnya kita beri dia kejutan” Alvi membisiki Niken
lagi. “ Wahhh.. idemu itu bagus sekali ” Niken menyetujuinya.
***
Keesokan
harinya, Alvi dan Niken mulai menjalankan rencana. “ Inikan sudah jam setengah
tujuh, tumben banget mereka tidak menghampiriku ? “ Arsya bingung dan menggaruk
garuk kepala. “Ibu,apakah Alvi dan Niken sudah datang ? ” menanyai ibunya. “
Belum nak” jawab ibunya. “ Ah mungkin mereka sudah berangkat, aku berangkat
dulu ya bu... “ Arsya akhirnya berangkat sendiri, yang jauhnya hanya 1 kilo
dari rumahnya.
Di sekolah, Arsya langsung menemui
Alvi dan niken. “ Alvi, Niken, kenapa tadi kalian tidak menghampiriku ? “ tanya
Arsya. Tiba tiba, Alvi dan Niken langsung pergi dan tidak menjawab apapun dari
Arsya. “ Ada apa ya ...?, apa mereka sedang marah denganku ?, tapi apa salahku
hingga membuat merka marah ? “. Arsya bingung, lalu pergi ke kantin karena bel
masuk belum berbunyi. Sementara Alvi dan Niken pergi ke kelas dan berbuat sesuatu.
“ Niken, mumpung di kelas nggak ada siapa siapa, kamu bawa dompet nggak ? “
tanya Alvi. “ Bawa, nih.” Memberikan dompetnya kepada Alvi. Alvi menaruh
dompetnya ke dalam tas Arsya. Bel masuk berbunyi semua langsung masuk ke kelas.
Setelah
bel istirahat berbunyi, murid murid belum istirahat, Tiba tiba, “ Lhoh, dimana
dompet aku. Pasti ini ada yang ambil ! “ teriak Niken. “ Iya, mungkin aja ini
bisa terjadi, coba kita gledah saja semua tas murid ! “ balas Alvi. Alvi
langsung menggeledah semua tas murid murid. “ Ini dia dompet Niken, kenapa ada
di tas kamu Arsya ? Apa kamu yang sudah mengambilnya ? “ Alvi membentak Arsya.
“ Tidak... aku tidak mengambilnya” jawab Arsya.”Alah nggak usah alesan , mana
ada maling yang mau ngaku, betul nggak teman teman?”kata Arsya. “ Mulai sekarang aku nggak mau lagi
bersahabat denganmu, ya kan Alvi?” kata Niken. “ Ya, benar sekali itu ! “ jawab
Alvi. Arsya menangis dan pergi ke kamar mandi, dan berpikir kenapa mereka
menuduhnya seperti itu.
Di saat pulang sekolah, mereka sudah tidak
bersama lagi. Arsya sangat sedih sekali karena kejadian tadi. Saat di rumah,
Arsya langsung ganti baju dan pergi ke taman tanpa sepengetahuan ibunya. Di
taman Arsya terus memikirkan kejadian tadi. Saking memikirkanya, Arsya pulang
malam malam. Sementara Alvi, Niken, Ibu Arsya, dan juga teman temannya sedang
menyiapkan kejutan di rumah Arsya.
Saat pulang, Arsya heran “ kenapa
rumahku gelap sekali ya ? padahal rumah warga kan nggak mati lampu, masak
rumahku saja sih yang mati lampu ? ah biarin aja.” Ketika Arsya masuk, tiba
tiba lampu langsung menyala dan, “ KEJUTAN.......” ucap dari semua orang yang
ada di rumah itu dengan keras. Arsya langsung terkejut dan menangis bahagia, ia
tidak menyangka hal ini bisa terjadi, karena seumur hidupnya ia tidak pernah
mengalami hal seindah ini.
Arsya kaget, kenapa Alvi dan Niken
bisa ada di situ. “ Kamu bingung kan Arsya, kenapa kita bisa ada disini ?,
maafin kejadian siang tadi ya, kita tadi hanya ingin memberi kejutan untukmu”
kata Alvi. “ iya kok aku maafin karna biar pun begitu kan kalian tetap
sahabatku.” Jawab Arsya. “ Kita sa..yang kamu “ kata Alvi. “ aku juga sa...yang
kalian” kata Arsya. Mereka bertiga menjai sahabat sejati selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar